Headline News :

Kamis, 17 Juni 2010

Saya Aborsi Sendiri

Ketika Segelintir Pelajar Tanjungpinang Menjajakan Diri


Prostitusi bawah umur dan memperdagangkan keperawanan merebak di Tanjungpinang. Sebuah riset menunjukkan sebagian remaja putri di ibu kota Provinsi Kepri itu pernah melakukan hubungan intim.




Oleh Yuliana Dewi




NL, 16 tahun, adalah gadis ceria. Ia cepat akrab dengan orang yang baru dikenalnya. Warna-warna cerah yang jadi pilihannya dalam berpakaian, setidaknya menggambarkan karakter asli gadis berambut kriwil, mirip Slash, gitaris grup musik populer awal 1990-an, Guns N' Roses. Keceriaan yang sudah jadi bawaan lahir itu pula, yang membuat NL seolah tak sedang dirundung masalah. Padahal, baru sepekan lalu, siswa kelas 3 SMP di Tanjungpinang ini menggugurkan kandungannya.

"Saya baik-baik saja," katanya, sembari mengulum senyum. Tanpa beban.

"Saya aborsi sendiri. Tak ada bantuan orang lain," ia menambahkan.

NL mengungkapkan, ia sengaja membunuh orok yang baru sebulan bersemayam dalam rahimnya itu, karena tak tahu siapa yang menyemainya.

Takut kehamilannya bakal membuat gempar keluarga, NL putar otak mencari siasat. Ia emoh merapat ke tempat praktik dokter kandungan atau dukun beranak. Sebab jejak aborsinya bisa diendus. Ia menganalisa, berdasarkan pengalaman, jika haid tak lancar, maka dengan meminum tablet tertentu, darah dari rahim bakal mengalir deras. "Tak ada yang memberi tahu obat itu. Cuma perkiraan saya saja, coba-coba. Eh, berhasil," ujarnya.

NL bisa bebas melakukan aktivitas di luar kapasitas remaja seusianya karena ia tinggal terpisah dari keluarga. Dengan alasan agar lebih dekat ke sekolah, ia bisa meyakinkan orang tua untuk tinggal di rumah kos. Di rumah barunya itu, NL tak sendiri, ada empat remaja putri lain seusia juga tinggal di sana dan menempuh jalan hidup yang sama. Di sinilah mereka memulai episode baru hidup mereka: pelajar merangkap pelacur.

0 komentar: