Headline News :

Selasa, 15 Juni 2010

Kenapa Pendidikan NonFormal Selalu Di Nomor Duakan ?

Semenjak pengangkatan Guru Bantu menjadi CPNS, lantas kemudian diikuti oleh TLD dan FDI maka yang terjadi adalah sebuah kelatahan yang terjadi dengan PTK-PNF lainnya seperti Pendidik PAUD, Tutor bahkan Instruktur Kursus juga menginginkan agar mereka juga diangkat menjadi CPNS.
Bahkan wacana yang berkembana adalah lebih hebat lagi dengan mengatakan bahwa mereka semua pekerjaannya lebih besar daripada pendidik pada pendidikan formal.
Kemudian dengan adanya UU Dosen dan Guru maka kembali ini menjadi sebuah dilema ketika Pendidik pada Pendidikan NonFormal juga meminta agar mereka juga diberikan tunjangan yang sama seperti halnya dengan Guru dan Dosen, yang akhirnya mereka mempertanyakan keseriusan Pemerintah dalam memperhatikan pendidikan nonformal.
Permasalahan ini akhirnya berakibat kepada upaya-upaya untuk memformalkan pendidikan nonformal, karena ketika insentif harus diberikan maka ada beberapa hal yang harus dipatuhi, seperti warga belajar yang jelas, jam mengajar yang jelas, kurikulum yang bisa dipertanggungjawabkan dan masih banyak lagi.
Jadi adalah wajar bila sekarang sepertinya terlihat bahwa pendidikan nonformal diformalkan, hal ini terjadi lebih kepada ketidakpercayaan diri dari PTK-PNF itu sendiri yang seharusnya mereka mendapatkan insentif dari masyarakat langsung, penghargaan dari masyarakat langsung yang kemudian dilegalkan oleh Pemerintah.
Tentunya ini akan menjadi lebih bermakna bagi PTK-PNF daripada mereka sekarang ini seolah-olah sepertinya menjadi, maaf, "Peminta-minta". Yang berujung kepada perubahan-perubahan dari filosofi pendidikan itu sendiri.
So ... What do u think about this brooo ?
Kosasih Ali Abu Bakar

0 komentar: