Headline News :

Jumat, 16 November 2012

KONSEP POLA ASUH ORANG TUA DALAM MENGAJARKAN MEMBACA KEPADA ANAK

PENDAHULUAN
Bisa membaca di usia dini mungkin bukanlah segalanya. Ada hal yang lebih penting dari sekedar kemampuan membaca, yang justru agak sering terlewatkan, yaitu bagaimana membuat anak-anak senang dengan buku dan senang dengan kegiatan membaca. Jika pembentukan kebiasaan membaca kurang dibangun, tak jarang, anak-anak yang sudah bisa membaca pun menjadi tidak tertarik dengan buku dan aktivitas membaca. Namun demikian, tidak juga berlebihan kiranya jika orang tua mulai menyediakan media belajar membaca (apapun itu) pada saat anak-anak terlihat mulai begitu antusias dengan buku dan kegiatan membaca, meskipun mereka masih berusia balita atau bahkan batita. Kontroversi tentang hal tersebut memang masih selalu hangat untuk dibicarakan dan tak pernah ada habisnya dari waktu ke waktu. Beberapa pihak bahkan melarang orang tua atau guru untuk mengajarkan keterampilan membaca pada anak usia dini, dengan alasan takut anak-anak jadi terbebani, sehingga mereka menjadi benci dengan kata "belajar".
Permasalahan yang muncul ketika anak sudah mulai mengenal huruf adalah orang tua pada umumnya mengalami kesulitan dalam membimbing anak-anaknya untuk mengajari membaca.

Premanisme Dalam Dunia Pendidikan



Akhirnya, dunia pendidikan yang telah dirasuki “premanisme” hanya akan menghasilkan apa yang disebut “mafia”. Di tingkat birokrat atau pemerintahan, sudah latah dijalankan operasi mafia melalui KKN. Bentuk nyata lain dari output dunia pendidikan yang telah dirasuki praktik premanisme di tingkat birokrat, adalah apa yang marak terjadi sekarang ini, yakni “calon legislatif berijazah palsu”. Bagaimana itu bisa terjadi jika memang tidak ada “premanisme” dalam dunia pendidikan kita?

Premanisme Masuki Dunia Pendidikan Kita
CATATAN kelam menoreh dunia pendidikan di Bali. Jumat, 20 Februari 2004 terjadi perkelahian antara pelajar SMPN 1 Denpasar dan SMPN 3 Denpasar. Selama ini tawuran antarpelajar lebih sering diberitakan terjadi di Jakarta. Itu pun umumnya dilakukan pelajar setingkat SMU. Namun, yang terjadi di Bali malah antarpelajar SMP.

Penggantian nama PNS dengan ASN

Mayoritas masyarakat Indonesia pasti dapat menjawab dengan tepat kepanjangan dari PNS. Mereka pasti menjawab, Pegawai Negeri Sipil. Tetapi saya juga yakin bahwa hanya sedikit orang yang mengetahui kepanjangan dari ASN.
ASN memang terdengar asing walaupun ternyata memiliki arti yang sama dengan PNS. ASN merupakan singkatan dari Aparatur Sipil Negara. Nah dalam waktu dekat, sebutan PNS akan segera berganti dengan ASN setelah Rancangan Undang-Undang Tentang Aparatur Sipil Negara (RUU ASN) disahkan menjadi Undang-Undang.