Headline News :

Kamis, 17 Juni 2010

Dilema Pendidikan Marjinal

JAKARTA, Kementerian Pendidikan Nasional akan menggelar sejumlah kegiatan untuk menunjukkan komitmen Pemerintah Indonesia terhadap pentingnya program pendidikan untuk semua (Education for All/EFA) melalui Pekan Aksi Global Pendidikan Untuk Semua 2010. Tema aksi tahun Ini adalah "Pembiayaan Pendidikan Bermutu Hak untuk Semua". Aksi Ini yang dipusatkan di tiga kota, yaitu di Jakarta, Bandung, dan Makassar pada 19-25 April 2010.

Direktur Pendidikan Masyarakat, Ditjen Pendidikan Nonformal dan Informal (PNFI) Kemendiknas, Ella Yulaclawati, mengatakan berbagai aspek menyangkut pembiayaan program Pendidikan Untuk Semua (PUS) akan dikupas secara komprehensif dalam seminar sehari di Jakarta pada 22 April 2010 yang menghadirkan narasumber antara lain Mendiknas Mohammad Nuh, Rektor Universitas Paramadina Anies Baswedan, Abbas Ghazali (UIN Jakarta) dan Nina Sapti Triaswati PhD (Universitas Indonesia).

Menurut Ella, aspek pembiayaan dalam program Pendidikan Untuk Semua cukup problemati;.. Sejumlah pertanyaan muncul me-nyangkut aspek pembiayaannya, terutama mengenai standar biaya pendidikan bermutu until] mua orang. "Berapa biaya untuk pendidikan anak-anak yang terpinggirkan (marjinal). Kemudian, apakah pembiayaan itu akan bermanfaat atau malah mubazir? Untuk mendidik anak-anak marjinal, pemerintah tidak cukup hanya memikirkan aspek pendidikannya saja, melainkan juga memikirkan aspek kebutuhan dasar mereka," kata Ella, jumat (16/4).

Ia mengatakan, tidak semua program pendidikan yang diberikan bagi kelompok marjinal dapat menghasilkan produk pendidikan seperti yang diharapkan.Kegiatan lain dari pekan aksiglobal program Pendidikan Untuk Semua adalah workshop layanan pendidikan bagi para orang lanjut usia. Acara yang akan diadakan di Bandung pada 23-26 April ini akan diikuti beberapa lembaga pendidikan.

Mcnurut dia, orang berusia lanjut umumnya tidak bisa mandiri, oleh karena itu perlu ada materi pendidikan kecakapan hidup. Pendidikan ini bertujuan mempersiapkan orang-orang menjelang usia lanjut agar bisa hidup mandiri dan sehat pada saat mereka telah berusia lanjut. "Jika mereka bisa hidup mandiri dan sehat di usia senja, maka biaya hidup mereka akan bisa lebih ditekan. Jadi arahnya untuk efisiensi bagi negara," katanya.

Dalam waktu bersamaan juga diselenggarakan kegiatan workshop layanan pendidikan bagi anak-anak terpinggirkan, yaitu keluarga korban eksploitasi seksual anak (ESA), anak perempuan jalanan, dan anak daii para pekerja rumah tangga. "Seluruh rangkaian acara tersebut merupakan bagian dari kampanye tahunan dunia yang diselenggarakan Kampanye Global Campaign for Education, sebuah koalisi internasional organisasi nonpemerintah dan serikat gum," kata Ella. Ant/yg

0 komentar: