Headline News :

Kamis, 17 Juni 2010

MODEL PEMBELAJARAN ATRAKTIF PADA PENDIDIKAN ANAK USIA DINI (PAUD)

MODEL PEMBELAJARAN ATRAKTIF PADA
PENDIDIKAN ANAK USIA DINI (PAUD)

Sasaran utama dalam kerangka sistem dan aktifitas persekolahan di antaranya mempersatukan pendidikan dan kreatifitas peserta didik. Tujuannya untuk menumbuh kembangkan potensi-potensi yang dimiliki anak didik termasuk potensi memberikan respon kreatif terhadap hal-hal yang ada di sekitar kehidupannya. Ada yang beranggapan bahwa bila daya kreativitas peserta didik rendah, maka secara pedagogis ada yang kurang pas dalam kerangka sistem dan aktivitas persekolahan. Pendidikan selama ini adalah suatu proses belajar mengajar yang rutin dan statis, kalaupun ada perubahan atau perbaikan sifatnya masih sepotong-sepotong dan parsial. Padahal pembaharuan dan perubahan tidak hanya menyangkut didaktik metodik saja, melainkan menyangkut pula aspek-aspek pedagogis, filosofis, input, proses, dan output.. Proses belajar itu dilaksanakan dalam suasana inovatif [innovative Seaming). Suasana belajar yang inovatif dapat memecahkan persoalan-persoalan krisis dalam pendidikan dan membentuk ketahanan anak didik maupun sekolah dalam menghadapi kehidupan serta menjaga harkat martabat manusia supaya tetap berkembang.

Sementara ini ada pemahaman yang salah, mereka menganggap bahwa Pengasuh Paud tidak lagi berpandangan bahwa taman yang paling indah tempat bermain dan berteman banyak yang penuh dengan suasana inovatif. Akan tetapi tempat belajar, tempat mendengar Pengasuh mengajar dan mengerjakan pekerjaan rumah. Tentu saja hal itu akan membuat anak-anak jenuh, pasif, dan terlebih lagi hilang sebagian masa bermainnya.
Dalam tulisan ini mencoba menguraikan bagaimana mempertemukan pendidikan anak usia dini yang kreativitas pada anak didik melalui model pembelajaran di Paud yang atraktif. Gagasan Paud Atraktif tersebut pada dasarnya mempakan upaya dalam mengembalikan Paud pada fungsinya yang hakiki sebagai sebuah taman yang paling indah dan menyenangkan pada anak usia dini . Maksud taman ini yaitu Paud yang menyenangkan dan menarik. Selain menyenangkan dapat juga menantang anak untuk bermain sambil belajar mempelajari berbagai hal tentang bahasa, intelektual, motorik, disiplin, emosi, dan sosiobilitas. Kata atraktif mengandung makna selain menarik dan menyenangkan juga penuh kreativitas yang dapat mendorong anak bermain sambil belajar sesuai dengan prinsip pokok pendidikan anak usia dini.
Pengembangan Model Pelajaran untuk PAUD Atraktif

Seperti yang sudah diuraikan di atas, bahwa tujuan pokok dari pengembangan Paud atraktif ialah mengembalikan dan menempatkan Paud pada fungsinya yang hakiki sebagai sebuah taman. Secara khusus, pengembangan Paud atraktif yang bertujuan untuk:

1. Menanamkan filosofi pelaksanaan pendidikan di PAUD. Filosofi pendidikan anak usia dini telah disusun dan dituangkan dalami pelaksanaan pendidikan anak usia dini dengan berbagai bentuk kegiatan yang indah, menarik dan menyenangkan anak. “Tempat bermain”, yaitu melalui bermain anak akan “berteman banyak”, urrtuk mempelajari karakter, keinginan, sikap, dan gayatingkah laku masing-masing.
1. Menyebarkan wawasan tentang pelaksanaan pendidikan anak usia dini yang atraktif. Tingginya derajat penyimpangan Paud mengharuskan perlunya secara intensif penyebaran wawasan dan pemahaman tentang makna dan proses pendidikan anak usia dini atraktif.
2. Mengubah sikap dan perilaku pengasuh yang belum sesuai dengan kerakteristik pendidikan anak usia dini
3. Mendorong munculnya inovasi dan kreativitas pengasuh dalam menciptakan dan mengembangkan iklim pendidikan yang kondusif di Paud

Selanjutnya suatu Pendidikan Anak Usia Dini dapat dikatakan atraktif apabila memenuhi 3 persyaratan sebagai berikut :
1. Penataan lingkungan, baik di dalam maupun diluar kelas. Walaupun penataan lingkungan di PAUD sudah ada dalam buku pedoman sarana pendidikan anak usia dini. Namun bagi seorang pengasuh yang kreafif, tidak ada sejengkal ruangan yang tidak bisa dijadikan sarana pengembangan anak. Segi penataan lingkungan di dalam kelas, setiap ruangan, mulai dari lantai, dinding, rak buku, jendela, sampai langit-langit dapat dibuat menjadi atraktif. Begitu juga segi penataan lingkungan di luar kelas, mulai dari pintu gerbang, jalan menuju kelas, tanaman hias, saluran air, tempat sampah, papan pengumuman, ayunan, jungkitan, papan luncur sampai terowongan semuanya bisa dirancang atraktif. Contoh: Pintu gerbang- bisa dibentuk menjadi bentuk ikan hiu, harimau atau ayam.
2. Kegiatan bermain dan alat - alat permainan edukatif, Merancang, dan mengembangkan berbagai jenis alat permainan edukatif, bagi pengasuh yang kreatif akan menggunakan bahan-bahan yang terdapat di lingkungan sekitar anak, misalnya terbuat dari koran, kardus, biji kacang hijau, batang korek api, lilin, gelas aqua dan sebagainya. Demikian pula pada kegiatan pengembangan kemampuan anak, akan dikemas oleh pengasuh menjadi kegiatan yang menarik. dalam suatu Kegiatan Belajar Mengajar (KBM), contohnya dalam pembukaan ada kegiatan brainstorming, dalam proses permainan ada kegiatan fun cooking, sandal making, story reading, atau story telling.
3. Ada interaksi edukatif yang ditunjukkan pengasuh. Pengasuh harus memahami dan melaksanakan tindakan edukatif yang sesuai dengan usia perkembangan anak. Mulai dari. pembukaan kegiatan proses KBM sampai penutup kegiatan. Tindakan Pengasuh dapat dimulai dengan memberikan teladan, misalnya cara duduk, membuang sampah etika makan, berpakaian, berbicara dan sebagainya. Demikian pula cara bertindak, misalnya memberi pujian dan dorongan pada anak, menunjukkan kasih sayang dan perhatian hendaknya adil.Beberapa.
Pendidikan bukanlah upaya menimbun pengetahuan pada anak didik. Atas dasar pandangan ini, ia menentang pengajaran yang “verbalists”. Pandangan ini melandasi pemikirannya bahwa pendidikan pada hakikatnya usaha pertolongan (bantuan) pada anak agar anak mampu menolong dirinya sendiri yang dikenal dengan “Hilfe Zur Selfbsthilfe“.

Dilihat dari konsepsi tujuan pendidikan anak usia dini adalah menekankan pengembangan aspek sosial pada anak sehingga anak dapat melakukan adaptasi dengan lingkungan sosialnya serta mampu menjadi anggota masyarakat yang berguna. Pendidikan sosial ini akan berkembang jika dimulai dari pendidikan ketuarga yang baik dan menjadikannya sebagai paradikma sekaligus model yang patut ditindaklanjuti. Pada kenyataannya baik pendidikan maupun sistem dan model-model kelembagaan yang tumbuh dan berkembang di masyarakat mencerminkan kondisi sosial, ekonomi dan budaya. Jadi menurutnya pendidikan berbasis masyarakat akan memperkuat posisi dan peran pendidikan sebuah model sosial. Ada 3 prinsip yang menjadi dasar pendidikan ini, yaitu sebagai berikut.
1. Pendidikan anak usia dini menekankan pada pengamatan alam. Semua pengetahuan bersumber pada pengamatan.- Pengamatan seorang anak pada sesuatu akan menimbulkan pengertian. Pengertian yang baru akan bergabung dengan pengertian lama dan membentuk pengetahuan. Dan pendidikan di kembali ke alam (back to nature), atau sekolah alam. Inti utamanya adalah mengajak anak melakukan pengamatan pada sumber belajar di lingkungan sekitar.
2. Menumbuhkan keaktifan jiwa raga anak. Melalui keaktifan anak maka ia akan mampu mengolah kesan pengamatan menjadi pengetahuan. Keaktifan juga akan mendorong anak untuk berinteraksi dengan lingkungan sehingga merupakan pengalaman langsung dengan lingkungan. Pengalaman interaksi ini akan menimbulkan pengertian tentang lingkungan dan selanjutnya akan menjadi pengetahuan baru.
3. Pembelajaran pada anak usia dini harus berjalan secara teratur setingkat demi setingkat atau bertahap. Prinsip ini sangat cocok dengan kodrat anak yang tumbuh dan berkembang secara bertahap. Pandangan dasar tersebut membawa konsekuensi bahwa bahan pengembangan yang diberikan harus disusun secara bertahap, dimulai dari bahan termudah sampai tersulit, dari bahan pengembangan yang sederhana sampai yang terkompleks.
Ciri khas pandangan pendidikan anak usia dini atrakfif yaitu melalui adanya pengajaran suara, bentuk dan bilangan. Semua bidang pengembangan yang diajarkan pada anak dikelompokkan dalam 3 kategori sebagai berikut.
1. Konsep suara mencakup bahan pengembangan bahasa, pengetahuan sejarah dan pengetahuan bumi.
2. Konsep bentuk mencakup pengetahuan bangun, menggambar dan menulis.
3. Konsep bilangan mencakup semua aspek yang berkaitan dengan berhitung.
Ketiga konsep di atas dapat melalui pengembangan Auditory Visual Memory. Melalui pengembangan Auditory Visual Memory ini fungsi sel-sel syaraf akan berkembang dan selanjutnya akan dapat mengembangkan potensi-potensi lainnya seperti imajinasi, kreativitas, intelegensi, bakat, minat anak, misalnya dalam kelompok pengembangan auditori (bahasa), pengembangan perbendaharaan kosa kata anak dan kemampuan berkomunikasi harus mendapat perhatian intensif. Perbendaharaan kosakata akan menyentuh atau mempengaruhi dimensi potensi lainnya. Kemampuan anak berkomunikasi tergantung pada penguasaan kosakata anak. Dalam pelaksanaannya, pengembangan Auditory Visual Memory dilaksanakan secara terpadu (intergrated). Kegiatan yang menggunakan metode percakapan dan bercerita, akan merupakan metode yang efektif dalam pengembangan Auditory Visual Memory di PAUD. Sebagai contoh: memperkenalkan wama merah, bentuk bulat, rasa manis pada “Apel” merupakan salah satu model intergrated dalam pengembangan Auditory Visual Memory.
Model pendidikan ini, menitik beratkan pada keadaan individu yang mempunyai tempat dan irama perkembangan yang berbeda satu dengan yang lainnya. Setiap anak akan maju dan berkembang sesuai dengan kapasitas kemampuannya masing-masing. Walaupun demikian kegiatan pengajaran harus memberikan kemungkinan kepada anak didik untuk berinteraksi, bersosialisasi dan bekerja sama dengan anak lain dalam mengerjakan tugas tertentu secara mandiri. Pandangan ini mengisyaratkan bahwa. bentuk pengajaran ini merupakan keterpaduan antara bentuk klasikal dan bentuk individual. Sebagai gambaran pelaksanaan model ini, dapat diungkapkan sebagai berikut. Ruangan kelas dapat dimodifikasi menjadi kelas-kelas kecil, yang disebut ruangan vak atau sentra-sentra. Setiap ruangan vak atau sentra. terdiri atas satu bidang pengembangan. Ada sentra bahasa, sentra daya pikir, sentra daya cipta, sentra agama, sentra seni, sentra kemampuan motorik. Contohnya pada sentra bahasa terdapat bahan, alat-alat, serta sumber belajar seperti tape recorder, alat pendengar, kaset, alat peraga, gambar, dan sebagainya. Pada sentra daya pikir berisi bahan-bahan ajar seperti alat mengukur, manik-manik, lidi untuk menghitung, gambar-gambar, alat-alat geometris, alat-alat laboratorium atau majalah pengetahuan. Demikian pula pada sentra khusus seperti sentra balok, sentra air, sentra musik atau sentra bak pasir.
Setiap pengasuh harus mencintai dan menguasai bidang pengembangan masing-masing. Pengasuh harus memberi penjelasan secara umum kepada anak didik yang mengunjungi sentranya sesuai dengan tema yang dipelajari. Memberi pengarahan, mengawasi dan mempematikan anak didik ketika menggunakan alat-alat sesuai dengan materi yang dipelajarinya. .Selanjutnya menanyakan kesulitan yang dialami anak didik dalam mengerjakan materi tersebut. Selain dari itu pengasuh sentra harus menguasai perkembangan setiap murid dalam mengerjakan berbagai tugas s’ehingga dapat mengikuti tempo dan irama perkembangan setiap murid dalam menguasai bahan-bahan pengajaran atau tugas perkembangannya.
Bahan pengajaran setiap sentra terdiri dari bahan minimal dan bahan tambahan. Bahan minimal yaitu bahan pengajaran yang berisi uraian perkembangan kemampuan minimal yang harus dikuasai setiap anak sesuai tingkat usianya. Bahan ini harus dikuasai anak dan merupakan target kemampuan minimal dalam mempeiajari setiap sentra tertentu. Bila anak sudah menguasai bahan pengajaran minimal, dapat memperoleh bahan pengajaran tambahan, yang merupakan pengembangan atau pengayaan dari pengajaran minimal. Pengayaan ini diberikan bisa secara individu maupun kelompok pada anak yang menguasai bahan minimal pada satuan waktu yang relatif sama. Bahan pengayaan ini tentu saja disesuaikan dengan kondisi lingkungan, dengan demikian anak dipersiapkan untuk menghadapi kehidupan sesuai dengan kenyataan dengan penuh tanggungjawab.
Untuk menilai kemajuan anak didik digunakan tiga jenis kartu penilaian, yaitu kartu kemajuan individu, kartu rekapitulasi (mingguan, bulanan, catur wulan) dan kartu rekapitulasi laporan perkembangan setiap anak didik.
Beranjak dari uraian di atas, mengenai model pembelajaran PAUD atraktif, maka dapat disimpulkan bahwa betapa sistem dan praktik pendidikan perlu dirancang, dikembangkan agar secara nyata menumbuhkan daya cipta peserta didik, yang melahirkan hal-hal yang baru, serta mempunyai kemampuan berpikir secara divergen, kemampuan merealisasikan gagasan dan keinginan yang koheren dengan situasi-situasi baru, membangun konstruksi pemikiran dan aksi yang positif.

1. Strategi Pembangunan Pendidikan Nasional

Undang-Undang Republik Indonesia nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, Pendidikan Nasional mempunyai Visi :“Terwujudnya sistem pendidikan sebagai pranata sosial yang kuat dan berwibawa untuk memberdayakan semua warga negara Indonesia berkembang menjadi manusia yang berkualitas sehingga mampu dan proaktif menjawab tantangan zaman yang selalu berubah.”Dan Misi Pendidikan Nasional adalah :
1.Mengupayakan perluasan dan pemerataan kesempatan memperoleh pendidikan yang bermutu bagi seluruh rakyat Indonesia;
2.Membantu dan memfasilitasi pengembangan potensi anak bangsa secara utuh sejak usia dini sampai akhir hayat dalam rangka mewujudkan masyarakat belajar;
3.Meningkatkan kesiapan masukan dan kualitas proses pendidikan untuk mengoptimalkan pembentukan kepribadian yang bermoral;
4.Meningkatkan keprofesionalan dan akuntabilitas lembaga pendidikan sebagai pusat pembudayaan ilmu pengetahuan,ketrampilan ,pengalaman,sikap,dan nilai berdasarkan standar nasional dan global;
5.Memberdayakan peran serta masyarakat dalam penyelenggaraan pendidikan berdasarkan prinsip otonomi dalam konteks Negara Kesatuan Republik Indonesia .
Dalam rangka mewujudkan visi dan menjalankan misi pendidikan nasional perlu adanya acuan dasar oleh setiap penyelenggara dan satuan pendidikan dengan kriteria minimal penyelenggaraan pendidikan .Dengan maksud untuk memacu pengelola,penyelenggara dan satuan pendidikan agar dapat meningkatkan kinerjanya dalam memberikan pelayanan pendidikan yang bermutu.
Pedoman dasar sebagai strategi pembangunan pendidikan nasional antara lain meliputi :
1.Pendidikan yang berisi muatan yang seimbang dan holistic,
2.Proses pembelajaran yang , demokratis,mendidik memotivasi,mendorong kreatifitas dan dialogis
3.Hasil pendidikan yang bermutu dan terukur,
4.Berkembangnya profesionalisme pendidik dan tenaga kependidikan,
5.Tersedianya sarana prasarana belajar yang optimal,
6.Berkembangnya pengelolaan pendidikan yang memberdayakan satuan pendidikan serta terlaksananya evaluasi ,akreditasi dan sertifikasi yang berorientasi pada peningkatan mutu pendidikan secara berkelanjutan.
B.Strategi Pengembangan Kelompok Bermain
Agar dapat meningkatkan kinerjanya dalam memberikan pelayanan pendidikan yang bermutu.bagi masyarakat ,maka setiap penyelenggaraan pendidikan harus dapat mewujudkan visi dan misi pendidikan nasional serta melaksanakan pedoman dasar sebagai strategi pendidikan nasional.
Kelompok Bermain Kuncup Harapan sebagai bagian program Pendidikan Anak Usia Dini berupaya untuk mewujudkan hal tersebut.Dalam rangka melaksanakan kegiatan penyelenggaraan dan kegiatan pembelajaran ,maka perlu disusun rambu-rambu teknis program Kelompok Bermain Kuncup Harapan.Kelompok Bermain ini memulai melaksanakan pembelajaran pada awal bulan Pebruari 2004.Kelompok Bermain Kuncup Harapan mempunyai Visi : “Terwujudnya layanan pendidikan anak usia dini bagi masyarakat Ponorogo untuk menumbuh kembangkan pribadi anak yang tangguh,cerdas,kreatif,berakhlak mulia sehingga mampu menghadapi tantangan dimasa depan “.Serta mempunyai Misi yaitu :
1. Meningkatkan Iman dan taqwa serta ilmu pengetahuan dan teknologi ,
2. Meningkatkan potensi anak didik sejak usia dini,
3. Meningkatkan mutu penyelenggaraan pendidikan anak usia dini.
Dengan strategi pengembangan program jangka panjang kelompok bermain sebagai acuan dasar antara lain :
1. Program pendidikan kelompok bermain dengan menggunakan pendekatan yang berorientasi pada prinsip-prinsip perkembangan anak
2. Pengembangan kualitas pengelolaan kelompok bermain dengan meningkatkan peran aktif orangtua yang berorientasi pada peningkatan mutu pendidikan secara berkelanjutan.
3. Bermain sambil belajar dengan metode,strategi dan alat pembelajaran yang bervariasi
4. Layanan pendidikan,kesehatan dan gizi yang berorientasi pada kebutuhan anak yang dilaksanakan secara seimbang dan menyeluruh.
5. Kegiatan pendidikan yang kreatif dan inovatif serta pembelajaran terpadu dengan tema yang menarik
6. Berkembangnya profesionalisme pendidik dan tenaga kependidikan,
Strategi pengembangan program jangka pendek kelompok bernain antara lain :
1. Program pendidikan kelompok bermain disajikan dengan menggunakan pendekatan yang berorientasi pada prinsip-prinsip perkembangan anak
2. Pengembangan pengelolaan kelompok bermain dengan melibatkan peran aktif orangtua
3. Bermain sambil belajar dengan metode pembelajaran yang bervariasi
4. Peningkatan gizi anak melalui makanan tambahan
5. Peningkatan mutu pendidik dan tenaga kependidikan.
C. Program Kelompok Bermain
1.Program Pembelajaran
a. Arah kegiatan Pendidikan disusun dengan berdasarkan peran pendidikan bagi anak usia dini yaitu:
1). Pendidikan sebagai proses belajar dalam diri anak dengan arah memberikan kesempatan untuk belajar secara optimal,kapan saja dan dimana saja untuk melihat,mengamati dan menyentuh benda disekitarnya.
2). Pendidikan sebagai proses sosialisasi dengan arah untuk mencerdaskan membuat trampil,membuat anak menjadi manusia yang bertanggung jawab bermoral dan beretika sesuai tuntutan jaman.
3). Pendidikan sebagai proses pembentukan kerjasama peran dengan arah anak dapat mengetahui bahwa manusia adalah makhluk social yang saling melengkapi dan saling membutuhkan.
b. Kegiatan pendidikan anak usia dini dengan berpedoman pada kemampuan belajar anak yang meliputi :
1). Kecerdasan linguistic yang dirangsang melalui berbicara,mendengarkan,membaca,menulis,berdiskusi dan bercerita.
2). Kecerdasan logika matematik yang dapat dirangsang melalui kegiatan menghitung,membedakan bentuk ,menganalisis data dan bermain dengan benda.
3). Kecerdasan visual-spasial yaitu kemampuan ruang yang dapat dirangsang melalui bermain balok,melengkapi puzzle,menggambar,melukis,menonton film dan bermain dengan daya khayal atau imajinasi.
4). Kecerdasan musikal yang dapat dirangsang melalui irama,nada,berbagai bunyi dan bertepuk tangan.
5). Kecerdasan kinestetik yang dapat dirangsang melalui gerakan tubuh,tarian dan olahraga.
6) .Kecerdasan naturalis yaitu mencintai keindahan alam yang dapat dirangsang melalui pengamatan lingkungan,bercocok tanam,memelihara binatang,termasuk mengamati fenomena alam seperti hujan,angin,banjir,pelangi,siang malam,panas dingin,bulan matahari
7). Kecerdasan interpersonal yaitu kemampuan untuk melakukan hubungan antar manusia atau berteman yang dapat dirangsang melalui bermain bersama teman,bekerjasama,bermain peran,memecahkan masalah dan menyelesaikan masalah
8). Kecerdasan intrapersonal yaitu kemampuan memahami diri sendiri yang dapat dirangsang melalui pengembangan konsep diri,harga diri,mengenal diri sendir,percaya diri,control diri dan disiplin.
9). Kecerdasan Spiritual yaitu kemampuan mengenal dan memcintai ciptaanTuhan yang dapat dirangsang melalui penanaman nilai-nilai moral dan agama.
c. Struktur Menu Pembelajaran
1). Kelompok Usia
Menu pembelajaran diarahkan pada pencapaian kompetensi sesuai dengan tingkatan pertumbuhan dan perkembangan anak yang dibagi dalam kelompok usia 3-4 tahun,4-5 tahun dan 5-6 tahun sebagai acuan normativ tingkatan normal.
2). Aspek perkembangan pada masing-masing kelompok usia dengan kompetensi dan hasil belajar yang ingin dicapai adalah :
- Perkembangan moral dan nilai –nilai agama ,kompetensi dan hasil yang ingin dicapai adalah kemampuan melakukan ibadah,mengenal dan percaya akan ciptaan Tuhan dan mencintai sesama.
- Perkembangan fisik ,kompetensi dan hasil yang ingin dicapai adalah kemampuan mengelola ketrampilan tubuh yaitu gerajkan tubuh,gerakan halus,gerakan kasar,mnerima rangsangan pancaindera (sensorik).
- Perkembangan bahasa ,kompetensi dan hasil yang ingin dicapai adalah kemampuan menggunakan bahasa untuk pemahaman bahsa pasif dan dapat berkomunikasi secara efektif yang bermanfaat untuk berfikir dan belajar.
- Perkembangan kognitif,kompetensi dan hasil yang ingin dicapai adalah kemampuan berfikir logis ,kritis,memberi alas an,memecahkan masalah dan menemukan hubungan sebab akibat.
- Perkembangan sosial emosional ,kompetensi dan hasil yang ingin dicapai adalah kemampuan mengenal lingkungan alam ,lingkungan social,peranan masyarakat dan menghargai keragaman social dan budaya dan rasa memiliki.
- Perkembangan seni ,kompetensi dan hasil yang ingin dicapai adalah kemampuan kepekaan terhadap irama ,nada,berbagai bunyi,bertepuk tangan serta menghargai hasil karya yang kreatif.
3) .Bidang Pengembangan dibagi menjadi :
- Pengembangan Pembiasaan yang meliputi aspek perkembangan moral dan nilai –nilai agama,aspek perkembangan sosial emosional.
- Pengembangan Kemampuan Dasar yang meliputi aspek perkembangan berbahasa,kognitif,fisik/motorik dan seni.
d.Pendekatan Pembelajaran dengan menggunakan prinsip –prinsip sebagai berikut:
1).Berorientasi pada prinsip perkembangan anak yaitu
- anak belajar dengan baik bila kebutuhan fisiknya terpenuhi serta merasakan aman dan tentram secara psikologis
- siklus belajar anak selalu berulang
- anak belajar melalui interaksi social dengan orang dewasa dan anak lainya
2).Berorientasi pada kebutuhan anak sehingga berbagai jenis kegiatan harus dianalisis sesuai kebutuhan anak.
3).Belajar sambil bermain ,untuk itu upaya pendidikan yang diberikan hendaknya dilakukan dalam situasi yang menyenangkan.
4).Menggunakan pendekatan tematik, dengan maksud agar anak mampu mengenal berbagai konsep dengan mudah dan jelas
5).Kreatif dan inovatif dapat dilakukan melalui kegiatan yang menarik anak,memetivasi anak berpikir kritis dan menemukan hal-hal baru.
6). Lingkungan kondusif,harus diciptakan sedemikian menarik dan menyenangkan sehingga anak selalu betah didalam maupun diluar ruangan .
7).Mengembangkan kecakapan hidup,dengan tujuan untuk mengembangkan kemampuan menolong diri sendiri,disiplin dan sosialisasi serta memperoleh ketrampilan dasar yang berguna untuk kelangsungan hidupnya.
e.Penilaian Pembelajaran
Penilaian dilakukan untuk mengetahui perkembangan kemampuan dan perilaku anak dengan berbagai alat dan cara antara lain :
1).Observasi yaitu cara pengumpulan data untuk mendapatkan informasi dengan cara pengamatan langsung terhadap sikap dan perilaku anak.
2).Pencatatan anekdot merupakan catatan tentang perilaku anak secara khusus untuk kejadian yang insidentil
3).Unjuk kerja merupakan penilaian kegiatan yang dilakukan anak misalnya menyanyi
4). Penugasan merupakan penilaian dengan pemberian tugas tertentu 5).Hasil karya merupakan cara penilaian hasil kerja anak setelah melakukan kegiatan 6).Portofolio yaitu kumpulan data penilaian yang digunakan untuk menganalisis perkembangan anak berdasarkan semua indikator yang telah ditetapkan.

Apa Itu Paud ?
Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) adalah pendidikan yang ditujukan bagi anak dini usia yang diselenggarakan pada jalur PNF dalam bentuk Penitipan Anak, Kelompok Bermain, dan satuan PAUD yang sejenis, guna mempersiapkan anak agar dapat tumbuh dan berkembang secara optimal serta siap memasuki pendidikan dasar.

Mengapa PAUD itu penting ?
Hasil penelitian terbaru menyimpulkan bahwa perkembangan intelektual terjadi sangat pesat pada tahun-tahun awal kehidupan anak. Pada usia 4 tahun seorang anak sudah membentuk 50% intelegensi yang akan dimilikinya setelah dewasa, 30% lagi pada usia 8 th, dan 20% sisanya pada pertengahan akhir dasa warsa kedua. Oleh karena itu usia 4 Th pertama pada perkembangan anak disebut juga usia emas (Golden Age), artinya pada usia tersebut selain gizi cukup & layanan kesehatan yang baik, rangsangan-rangsangan intelektual spiritual amat diperlukan bagi perkembangan anak selanjutnya.

Merupakan bentuk layanan pendidikan bagi anak usia dini yang berfungsi untuk meletakkan dasar kearah perkembangan sikap, pengetahuan dan ketrampilan yang diperlukan bagi anak dalam menyesuaikan diri dengan lingkungannya dan untuk pertumbuhan serta perkembangan selanjutnya
Merupakan bentuk layanan pendidikan bagi anak usia dini untuk membantu mengembangkan kemampuan dan pengetahuan serta daya cipta anak diluar lingkungan keluarga.
Merupakan pendidikan pra-sekolah untuk anak usia 3 –5 tahun.

PROGRAM DAN KEGIATAN
Menggabungkan kurikulum Kelompok Bermain dengan acuan kurikulum TK & Menu Pembelajaran Pendidikan Anak Usia Dini.
Materi Pendidikan :
1.Pendidikan Kehidupan Beragama.
2.Penanaman Moral Pancasila
3.Pengembangan Daya Kreatifitas.
4.Pengembangan Daya Fikir/Kecerdasan.
5.Pengembangan Perasaan/Emosi/Disiplin.
6.Kemampuan Berbahasa/Komunikasi.
7.Kemampuan Bermasyarakat
8.Kemandirian.
9.Pengembangan Ketrampilan.
10.Pembinaan Jasmani.
Kegiatan dilakukan dengan suasana nyaman bagi pertumbuhan dan perkembangan anak.
Melalui prinsip “Bermain Sambil Belajar” dan “Belajar Sambil Bermain” merupakan cara yang paling baik untuk mengembangkan kemampuan anak.
Kegiatan Ekstra bagi anak didik dan orang tua,,lomba-lomba, penyuluhan bagi orang tua

FASILITAS/SARANA PRASARANA
Bebas uang gedung / uang pangkal.
Pembimbing yang berpengalaman.
Alat-alat permainan Edukatif.
Alat-alat permainan di luar kelas.
Alat-alat peraga.

Kegiatan Paud
PAUD agar tetap eksis,Keberadaan program PAUD ini, merupakan suatu wujud kegiatan UPTD SKB yang memiliki kepedulian terhadap permasalahan yang dihadapi Pendidikan Anak Usia Dini di wilayah Kabupaten Ponorogo. Dengan tujuan khusus adalah
1. Anak didik mengembangkan kemampuan dasar motorik kasar dan halus dengan komunikasi secara aktif maupun pasif terhadap guru pembimbing secara baik dan benar.
2. Anak didik mentransfer ilmu pengetahuan, ketrampilan bermain, ilmu ibadah dan percaya akan ciptaan Tuhan.
3. Anak didik termotivasi daya fikir dan daya ciptanya untuk menjadi kreatif,kritis, berfikir logis, fleksibel dan memiliki kemampuan dalam memberikan alasan, memecahkan masalah, menemukan hubungan sebab akibat, serta bertutur kata secara sopan.
4. Anak didik mengembangkan pengendalian emosi, bersikap positif terhadap belajar, rasa memiliki, mengenal lingkungan alam, lingkungan sosial budaya dan lingkungan masyarakat secara sadar serta kemampuan mengembangkan motorik halus terhadap kepekaan irama, nada dan berbagai bunyi.
5. Anak didik mengembangkan kemampuan motorik kasar seperti tepuk tangan, berolah tubuh untuk proses pertumbuhan kesehatan serta proses tumbuh kembangnya anak secara wajar, dalam rangka membentuk sumber daya manusia yang berkualitas sejak dini.

0 komentar: