Headline News :

Kamis, 17 Juni 2010

Pendidikan Seks di Sekolah:Haram?

Ramainya "lounching" video seks orang mirip artis, rupanya mengusik banyak kalangan. Banyak pihak khawatir akan akibat buruk yang muncul. Salah satunya adalah pengaruhnya terhadap anak-anak. Oleh sebab itu, ada yang mengusulkan agar diberikan pendidikan seks secara dini. Pendidikan seks itu sebaiknya diberikan di sekolah karena sekolah tempat paling representatif dan terkontrol untuk melakukannya.

Namun, pendapat itu langsung mendapat sanggahan dari salah satu petinggi pendidikan di negeri ini. Konon, pendidikan seks tidak perlu diberikan di sekolah. Menurutnya, seks itu alami dan tumbuh tanpa harus diajarkan (Antara News,9/6/2010).

Menarik kiranya pernyataan petinggi tersebut. Bahwa seks itu alami dan tumbuh sendiri, mungkin benar adanya. Namun, ibarat pohon, pemahaman itu perlu dirawat supaya tumbuh subur dan tumbuh dengan baik. Cabangnya perlu dipotong bila perlu agar tidak menjalar ke mana-mana.Demikian pula seks, bila dibiarkan berkembang tanpa arahan, bukan tidak mungkin akan menjadi "seks liar" seperti yang muncul belakangan.

Loh, meski demikian tetap saja seks tidak perlu diberikan ruang khusus dalam pelajaran di sekolah. Toh ada agama yang memberi banyak batasan, mungkin begitu sanggahan selanjutnya. Hanya saja, benarkah agama "telah" mampu menjadi instrumen untuk mengendalikan alur seks yang liar itu? Rasanya terlalu dini untuk membenarkannya, selagi fakta terpapar seperti yang terlihat sekarang.

Mungkin, orang tua harus lebih banyak berperan dalam hal ini. Hanya saja, tak semua orang tua bisa menjelaskan dan mengarahkan dengan baik soal ini. Meski mereka sudah banyak merasakan asam garam seksualitas, tapi belum tentu menjamin bisa menjelaskan kepada orang lain dengan mudah.

0 komentar: