Headline News :

Rabu, 03 November 2010

Karya Inovasi Pembelajaran Kelompok Mandiri Menggunakan Media Komik Pada Peserta Didik Paket B Setara SMP

Pendidikan nasional yang berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk mengembangkan potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab. Untuk mengemban fungsi tersebut pemerintah menyelenggarakan suatu Sistem Pendidikan Nasional sebagaimana tercantum dalam Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional.
Berdasarkan penjelasan Pasal 17 dan Pasal 18 Undang-undang Nomor 20 Tahun 2003.
Tentang Sistem Pendidikan Nasional disebutkan bahwa pendidikan yang sederajat dengan SD/MI adalah program seperti Paket A dan yang sederajat dengan SMP/MTs adalah program seperti Paket B, sedangkan pendidikan yang sederajat dengan SMA/MA adalah program seperti Paket C. Serta Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 3 tahun 2008 tanggal 15 Januari 2008 Standar Proses Pendidikan Kesetaraan Program Paket A, Program Paket B, dan Program Paket C Dalam rangka pembaharuan sistem pendidikan nasional telah ditetapkan visi, misi dan strategi pembangunan pendidikan nasional. Visi pendidikan nasional adalah terwujudnya sistem pendidikan sebagai pranata sosial yang kuat dan berwibawa untuk memberdayakan semua warga negara Indonesia agar berkembang menjadi manusia yang berkualitas sehingga mampu dan proaktif menjawab tantangan zaman yang selalu berubah. Sistem pendidikan nasional tersebut diharapkan berlaku bagi semua peserta didik, baik peserta didik usia sekolah maupun orang dewasa yang karena suatu sebab tidak berkesempatan mengikuti pendidikan formal.
Membangun kegiatan pembelajaran bagi komunitas penggangguran adalah lingkup bidang pendidikan luar sekolah (PLS) khususnya dalam dimensi pemberdayaan masyarakat terutama bagi masyarakat marginal (masyarakat yang tersisihkan). Ini tertuang pada Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 19 Tahun 2005 Tentang Standar Nasional Pendidikan Pasal 12 ayat 1 beban belajar pada pendidikan kesetaraan disampaikan dalam bentuk tatap muka, praktek keterampilan, dan kegiatan mandiri yang terstruktur sesuai dengan kebutuhan.
Dimensi pemberdayaan dalam PLS mencakup kognitif, afektif, psikomotorik dan konatif berbeda dengan dimensi pembelajaran yang hanya mencakup kognitif, afektif dan psikomotorik dalam dimensi pembelajaran harus mencakup pula konatif yakni keikutsertaan peserta didik dalam pembangunan di masyarakat. Artinya, jika pemberdayaan itu diarahkan untuk mengisi ruang kerja maka hasil akhirnya adalah kesiapan peserta didik untuk kerja sampai dia memulai kerja. berdasarkan Peraturan Menteri No.14 Tahun 2007 penerapan kurikulum dilaksanakan dengan menggunakan pendekatan multistrategi dan multimedia, sumber belajar dan teknologi yang memadai, dan memanfaatkan lingkungan sekitar sebagai sumber belajar, dengan prinsip alam takambang jadi guru (semua yang terjadi, tergelar dan berkembang di masyarakat dan lingkungan sekitar serta lingkungan alam semesta dijadikan sumber belajar, contoh dan teladan). Oleh karena itu khusus peserta didik paket B setara SMP diberikan pembelajaran sebagai penunjang pengembangan potensi yang ada pada peserta didik.
Peneliti menilai ketidak terselesaikannya pembelajaran yang diselenggarakan PKBM maupun lembaga PNF yang menyelenggarakan pendidikan kesetaraan disebabkan karena cara belajar yang menggunakan metode ceramah, teori, pola klasikal (guru sebagai pusat belajar), kurangnya praktek, modul yang tidak menarik dengan bahasa yang sulit dipahami. Oleh karenanya perlu dikembangkan sebuah karya inovatif tentang model pembelajaran pada peserta paket B setara SMP.
Berdasarkan asumsi peneliti pada proses realitas pembelajaran Paket B Setara SMP terdapat banyak kesenjangan antara hal yang terjadi dengan yang ada pada petunjuk pelaksanaan pembelajaran di PKBM.
1. Pendidik atau tutor, beberapa syarat-syarat yang harus di punyai oleh pendidik tidak sesuai dengan yang ada. Pendidik Paket B Setara SMP berasal dari praktisi langsung atau bekerja sebagai pendidik, pendidik tidak berkompeten karena tidak menguasai cara mengajar yang baik sehingga peserta didik sangat kesulitan mendapatkan informasi yang utuh dari pendidik untuk dapat diulang kembali di rumah serta metode dan alat media yang digunakan sebagai pembelajaran hanya sebatas yang disediakan oleh pihak PKBM. Pendidik juga belum pernah mendapatkan penataran sebagai tutor.
2. Sumber belajar yang digunakan hanya berdasarkan ingatan atau pengalaman bekerja yang dijadikan tutor, sehingga peserta didik tidak memiliki sumber informasi yang dapat ia baca atau di bawa pulang untuk memperkaya pengetahuan dan keterampilannya. Buku yang ada di PKBM sama sekali tidak digunakan oleh pendidik sebagai sumber belajar karena buku yang tebal, peserta pun sulit mengakses buku tesebut karena selain menggunakan bahasa formal yang sulit dimengerti peserta didik.
3. Kurikulum pendidikan kesetaraan suda hada namun tidak digunakan sebaik mungkin selain itu waktu yang dijadwalkan tidak dapat dipenuhi oleh karena kesibukan tutor yang bekerja di lain tempat.
4. Metode pembelajaran yang bersifat konvensional, sangat disayangkan oleh para peserta didik yang tidak dapat mengikuti sehingga dibutuhkan metode pembelajaran yang saling mendukung atau keterkaitan dan dapat menyikapi

IDENTIFIKASI MASALAH
Berdasarkan dari analisis masalah peneliti dapat menemukan beberapa masalah yang muncul dan patut untuk di Identifikasikan diantaranya :
1. Apakah inovasi pembelajaran kelompok mandiri dengan media komik memiliki nilai ilmu, nilai keindahan dan kepraktisan bagi warga belajar Paket B setara SMP?
2. Apakah inovasi pembelajaran kelompok mandiri dengan media komik yang akan dibuat oleh peneliti bisa diterima (akseptable) oleh warga belajar Paket B setara SMP ?
3. Apakah karya inovasi pembelajaran kelompok mandiri keterampilan dengan media komik bisa diterapkan (aplikable) pada warga belajar Paket B setara SMP ?
4. Apakah karya inovasi pembelajaran kelompok mandiri dengan media komik dapat mengatasi masalah keterbatasan materi, sumber belajar dan metode belajar dalam pembelajaran serta persoalan-persoalan real yang terjadi ?
5. Apakah dapat dibuatkan evaluasi yang mencakup hasil belajar dengan media komik untuk dijadikan tolak ukur dalam penyelesaian pembelajaran?
6. Apakah metode pembelajaran kelompok mandiri dengan media komik dapat mempecepat proses pemahaman pada pembelajaran di PKBM?

PERUMUSAN MASALAH
Berdasarkan kenyataan diatas karya inovasi pembelajaran kelompok mandiri Paket B Setara SMP menggunakan media komik yang peneliti kembangkan harus menjawab persoalan-persoalan diatas dimana proses pembelajaran berlangsung secara interaktif, komik dan peserta sebagai sumber belajar tutor hanya cukup mendampingi dan mengarahkan peserta didik, materi selain mencakup keterampilan juga pengetahuan. Kurikulum yang dibangun oleh peneliti, kurikulum berbasis kompetensi (KBK) yang menekankan kemampuan keterampilan peserta didik. disajikan dalam bentuk komik yang menarik bagi peserta didik.
Penelitian ini difokuskan pada membuat karya inovatif pembelajaran menggunakan media komik dengan lingkup pengujian meliputi kelayakan materi, kelayakan media, kelayakan penerapan, interaktifitas dan efektifitas. Pada tahap awal peneliti melakukan identifikasi masalah dan kebutuhan serta melihat potensi yang dimilki PKBM dan potensi yang dimiliki oleh peneliti sendiri. Selanjutnya, peneliti menyusun kurikulum berbasis kompetensi dan teknis pembelajaran. Berikutnya peneliti mengembangkan komik yang dapat diperankan oleh warga belajar yang berisi materi-materi. Media pembelajaran menggunakan komik yang peneliti kembangkan diuji berdasarkan teori-teori yang relevan yang terkait dengan objek penelitian.


FOKUS PENELITIAN
Penelitian ini difokuskan pada membuat karya inovatif pembelajaran tentang lifeskill menggunakan media komik dengan lingkup pengujian meliputi kelayakan materi, kelayakan media, kelayakan penerapan, interaktifitas dan efektifitas.
Pada tahap awal peneliti melakukan identifikasi masalah dan kebutuhan serta melihat potensi yang dimilki PKBM dan potensi yang dimiliki oleh peneliti sendiri. Selanjutnya, peneliti menyusun kurikulum berbasis kompetensi dan teknis pembelajaran. Berikutnya peneliti mengembangkan komik yang dapat diperankan oleh warga belajar yang berisi materi-materi tentang teknik menyablon dan peluang usaha serta permodalannya. Media pembelajaran menggunakan komik yang peneliti kembangkan diuji berdasarkan teori-teori yang relevan yang terkait dengan objek penelitian.

KEGUNAAN HASIL PENELITIAN
Pembuatan media komik pembelajaran diharapkan mempunyai kegunaan memberikan kontribusi pemikiran untuk lebih menggali potensi-potensi yang ada pada media komik untuk lebih berkembang lagi dalam segala aspek yang ada padanya yakni, cara penyajiannya yang inovatif sehingga komik pembelajaran ini dapat dijadikan salah satu media pembelajaran inovatif yang digunakan oleh para tutor dalam mendukung kemajuan pembelajaran warga belajar.

LANDASAN TEORI
A. Deskripsi Teoritis
1. Hakikat Karya Inovasi Pembelajaran
a. Pengertian Karya Inovasi
Berdasarkan kamus besar bahasa Indonesia terdapat pengertian bahwa;
“Karya adalah kerja (perbuatan manusia),” sedangkan inovasi berasal dari kata nova atau novel yang berarti pembaharuan atau sesuatu yang baru “inovasi yaitu suatu penemuan terbaru, belum pernah ada”.
Stoner dan Freeman mengemukakan;
”Creativity is defined as the generation of new ideas, while innovation is defined as the translation of these ideas into new company, products, service, processes, and methods or production.“
Kreativitas di definisikan sebagai suatu penemuan ide baru, dan inovasi diterjemahkan sebagai beberapa ide baru organisasi yang berhubungan dengan produk, pelayanan, proses, dan metode.
Pengertian inovasi menurut Kamus ilmiah populer. Pius a partanto, M. Dahlan Al Barry :
Inovasi adalah pembaharuan (bidang pengembangan kemasyarakatan, sains/iptek), inovatif yaitu mengarah kepada pembaharuan (perbaikan dan pengembangan); bersifat pembaharuan. Inovator adalah pembaharu; orang yang yang mendatangkan hal-hal atau ide-ide metode pembaharuan; perintis ide-ide atau gagasan terbaru.

b. Pengertian Metode Pembelajaran Kelompok Mandiri
Metode adalah prosedur yang sistematik sebagai petunjuk untuk melaksanakan tugas pekerjaan yang kompleks atau ilmiah, merupakan tingkat keterampilan atau perintah untuk melakukan patokan-patokan dasar suatu penampilan. Kamus Besar Bahasa Indonesia, memberi batasan bahwa metode adalah cara (kepandaian, dsb) membuat sesuatu atau melakukan sesuatu yang berhubungan dengan. Berdasarkan kedua batasan tersebut di atas dapat dikemukakan bahwa metode merupakan keterampilan dan seni (kiat) untuk melaksanakan langkah-langkah yang sistematik dalam melakukan suatu kegiatan ilmiah yang lebih luas atau metode. Sehingga dapat di kaji kembali bahwa metode merupakan langkah operasional dari strategi pembelajaran yang dipilih dalam mencapai tujuan belajar. Oleh karena itu penetapan metode dalam kegiatan pembelajaran perlu disesuaikan dengan jenis strategi yang digunakan. Dalam kegiatan pembelajaran pada pendidikan nonformal (termasuk Paket B setara SMP).
Kata Pembelajaran dapat diberi arti sebagai setiap upaya yang sistematik dan disengaja untuk menciptakan kondisi-kondisi agar terjadi kegiatan belajar membelajarkan. Dalam kegiatan ini terjadi interaksi edukatif antara 2 pihak, yaitu antara peserta didik (peserta didik) yang melakukan kegiatan belajar dengan pendidik (sumber belajar) yang melakukan Kegiatan membelajarkan.
“Kata pembelajaran dapat diartikan sebagai perubahan dalam kemampuan, sikap, atau perilaku siswa yang relatif permanen sebagai akibat dari pengalaman atau pelatihan. Perubahan kemapuan yang hanya berlangsung sekejap dan kemudian kembali lagi keperilaku semula menunjukan belum terjadi peristiwa pembelajaran, walaupun mungkin terjadi pengajaran7”
Metode pembelajaran dapat diartikan dengan prosedur yang teratur dan sistematis untuk membelajarkan peserta didik dalam mencapai tujuan belajar yang telah ditetapkan.
Metode pembelajaran kelompok mandiri dapat didefinisikan sebagai prosedur yang sistematik dan terencana untuk menyelenggarakan kegiatan pembelajaran di dalam dan melalui kelompok dalam rangka mencapai tujuan belajar yang telah ditetapkan secara mandiri dan tutor sebagai fasilitator yang bertugas untuk mengisi kekurangan. Pengertian ini cenderung pada pengertian kerja, bukan pengertian baku, karena untuk merumuskan pengertian baku itu sudah tentu memerlukan kajian lebih mendalam dengan menggunakan pendekatan verifikasi secara induktif dan deduktif. Pengertian kerja ini hendaknya dianggap sebagai patokan untuk pembahasan lebih lanjut dan dapat mengundang para pakar dan praktisi pendidikan untuk mengembangkan pengertian tersebut. Di samping itu, pengertian kerja dapat dianggap sebagai alternatif dari berbagai kemungkinan pengertian kerja lainnya yang akan muncul yang berkaitan dengan metode pembelajaran kelompok mandiri.

c. Pengertian Inovasi Pembelajaran
Inovasi pembelajaran menurut G. Simon Devung (2002:5) adalah Pengembangan unsur-unsur baru dalam bidang pembelajaran dan pengintegrasiannya ke dalam KBM yang sudah atau sedang berlangsung. Unsur-unsur baru tersebut berkaitan dengan materi, fasilitas dan alat bantu, mekanisme, waktu, suasana, input guru, dan siswa di dalam kegiatan belajar mengajar. Jadi, bukan berarti pengadaan inovasi pembelajaran harus dimulai dengan sesuatu yang 100% baru.

2. Hakikat Menggunakan Media Komik
a. Pengertian Media
Kata media berasal dari bahasa latin yang merupakan bentuk jamak dari kata medium yang secara harafiah berarti perantara atau pengantar. Media adalah perantara atau pengantar pesan dari pengirim kepenerima pesan12.
Menurut Drs. Prifudin M.Pd. berpendapat menurut Etimologi.
Sedangkan menurut termologi “media adalah alat, sarana, atau jembatan penghubung dalam kegiatan komunikasi antara komunikator dan komunikan (penyampai dan penerima pesan). Dalam pengertian teknologi pendidikan, media atau bahan sebagai sumber belajar merupakan komponen dari sistem Instruksional disamping pesan, orang, Teknis, latar dan peralatan. Pengertian media ini masih sering dikacaukan dengan peralatan. Media atau bahan adalah perangkat lunak (software) berisi pesan atau informasi pendidikan yang biasanya disajikan dengan mempergunakan peralatan atau perangkat keras (Hardware) sendiri merupakan sarana untuk menampilkan pesan yang terkandung dalam media tersebut (AECT. 1977)
Masuknya berbagai pengaruh kedalam khazanah pendidikan seperti ilmu cetak mencetak, tingkah laku (Behaviorisme), komunikasi, dan laju perkembangan tekhnologi elektronik, media dalam perkembangannya tampil dalam berbagai jenis dan format (modul cetak, film, televisi, film bingkai, film rangkai, program radio, komputer, dst.) masing-masing dengan ciri-ciri dan kemampuannya.

b. Pengertian Komik Dalam Pembelajaran
Komik merupakan media informasi yang bentuk ceritanya bergambar yang sering kita lihat dikehidupan sehari-hari. apa yang diceritakan dengan goresan pena dan tinta cina hendaklah ditimba atau diolah dari kehidupan sehari-hari, karya-karya non-komik akan menjadi pembanding, perangsang atau bahkan sebagai sumber ilham yang kaya. Biasanya komik banyak dikonsumsi oleh sebagian besar anak-anak remaja dan juga oleh para orang dewasa sebagai hiburan semata. Dapat dikatakan pula bahwa;

“Komik adalah cerita dalam bentuk gambar atau menyebutnya dengan sebutan renteten gambar yang secara berurut dan menghasilkan cerita,13 “

Komik bukanlah cergam (cerita bergambar) yang biasa kita lihat selama ini. Dalam cergam, gambar berperan sebagai ilustrasi, pelengkap tulisan sehingga sebetulnya tanpa hadirnya gambarpun cerita masih dinikmati oleh pembacanya. peneliti menyebut komik adalah sebagai dunia-tutur-gambar, suatu rentetan gambar yang bertutur menceritakan suatu kisah dalam membaca gambar ini “nilainya” kira-kira sama dengan “membaca” peta, pelajaran, simbol-simbol, diagram yang mudah dicerna oleh siapa saja dan sangat baik digunakan dalam pembelajaran didalam maupun diluar sekolah.
Dalam pengertian komik pembelajaran adalah komik yang didalamnya terdapat ilustrasi tokoh, panel, balon kata, warna dalam bentuk rentetan gambar yang bercerita, memberi petunjuk yang dibuat berdasarkan bahan materi pembelajaran suatu bidang tertentu pada hal ini materi pendidikan kesetaraan.
Model komik yang digunakan oleh peneliti dalam membuat komik menggunakan model marvel karena pada model ini tim komik lebih punya ruang gerak cukup untuk mengembangkan plotnya. Penulis bekerja tidak terlalu lama karena tidak perlu membayangkan dan menulis seluruh adegan sehingga dalam tempo waktu yang tidak terlalu lama media komik ini dapat terselesaikan dengan baik.

B. Kerangka berfikir

Berdasarkan hasil pengalaman peneliti atas belajar dari Jurusan Pendidikan Luar Sekolah (PLS) Fakultas Ilmu Pendidikan, Universitas Negeri Jakarta dan hasil belajar mandiri yang peneliti lakukan tentang sablon serta pengalaman mengajar di PKBM-PKBM. Potensi-potensi diatas dapat dikembangkan untuk memberdayakan peserta didik agar dapat mengisi ruang kerja yang ada, sekaligus masalah yang dihadapi peserta didik khususnya pada masalah pembelajaran.
Hal yang dapat dikembangkan peneliti berdasarkan potensi yang ada dan mengacu pada karakteristik peserta didik yang kurang bersemangat dalam pelajaran pola klasikal, maka peneliti berasumsi perlu dikembangkan suatu media pembelajaran yang inovatif yang dapat memotivasi peserta didik untuk mencapai hasil belajar yang maksimal hingga dapat memanfaatkan hasil belajarnya pada lapangan kerja yang ada.
Karya inovasi pembelajaran menggunakan media komik berikut petunjuk penggunaan bagi tutor. Karya inovatif tersebut dikembangkan dengan mempertimbangkan unsur-unsur ilmiah pembelajaran andragogis juga dipertimbangkan pada berbagai disiplin keilmuan dan kajian-kajian teori khususnya teori pembelajaran dan teori tentang media oleh Asosiasi Teknologi dan Komunikasi Pendidikan (Association Of Education and communication Technologi). Sesuai dengan standar kompetensi ke PLS-an yang peneliti terima di Universitas Negeri Jakarta. Karya inovasi tersebut mengalami proses uji tentang kelayakan dan penerapannya yang kemudian di formulasi dan di validasi hingga karya inovatif dimaksud dapat di gunakan di PKBM agar peserta didik mampu mencapai tujuan belajar.
Hal yang mendukung asumsi diatas seperti dengan teori motivasi Maslow berikut ini yang menyatakan bahwa;
“Perubahan perilaku bagi orang dewasa bagi orang dewasa terjadi melalui adanya proses penididkan yang berkaitan dengan perkembangan dirinya sebagai individu, dan dalam hal ini, sangat memungkinkan adanya partisipasi dalam kehidupan sosial untuk meningkatkan kesejahteraan diri sendiri, maupun kesejahteraan bagi orang lain, disebabkan produktivitas yang lebih meningkat, bagi orang dewasa penumbuhan kebutuhannya sangat mendasar, sehingga setelah kebutuhan itu terpenuhi ia dapat beralih kearah usaha pemenuhan kebutuhan lain yang masih diperlukannya sebagai penyempurnaan hidupnya.14”
Secara teoritik pandangan para ahli ekonomi umumnya sepakat bahwa kesejahteraan berangkat dari konsep dan teori tentang kebutuhan dasar manusia. Menurut teori ini kebutuhan orang tergantung pada apa yang telah mereka miliki, dalam pengertian suatu kebutuhan yang telah terpenuhi bukan faktor motivasi lagi.
Kebutuhan lebih rendah harus dipuaskan sebelum kebutuhan tingkat yang lebih tinggi mengendalikan perilaku. Kebutuhan manusia tersusun dalam suatu hierarki kepentingan, dari yang terendah ke yang tertinggi, yakni kebutuhan fisiologis, keamanan, rasa memiliki, penghargaan dan aktualisasi diri. Seorang individu akan bekerja dalam suatu perusahaan dikarenakan ia mempunyai begitu banyak kebutuhan yang harus dipenuhi. Untuk itulah ia bekerja, untuk memperoleh imbalan atas hasil kerja yang telah ia lakukan.

C. Kajian Hasil Penelitian yang relevan
Teori tentang media oleh Asosiasi Teknologi dann Komunikasi Pendidikan (Association Of Education and communication Technologi). “Media merupakan segala bentuk atau saluran yang digunakan orang untuk menyalurkan pesan atau informasi.15”
Menurut Drs. Prifudin M.Pd. berpendapat menurut Etimologi.
“Media yaitu alat yang dapat didengar, dapat dilihat, bisa berupa lisan maupun tulisan. Serta alat bantu untuk menyampaikan pesan berupa audio visual baik dua dimensi sampai dengan tiga dimensi” Sedangkan menurut termologi “Media adalah alat, sarana, atau jembatan penghubung dalam kegiatan komunikasi antara komunikator dan komunikan (penyampai dan penerima pesan). Dalam pengertian teknologi pendidikan, media atau bahan sebagai sumber belajar merupakan komponen dari sistem instruksional disamping pesan, orang, teknis, latar dan peralatan.16”
Menurut Hardy Musfiar dari pelatihan pengembangan media belajar di BP3LS selama 5 hari mengemukakan bahwa media pembelajaran berbentuk visual (komik) sangat efektif digunakan sebagai media pembelajaran.

Setelah diteliti dalam pembuatan media belajar berbentuk komik untuk pembelajaran Paket B Setara SMP belum penulis temukan, kebanyakan jenis media yang digunakan adalah berbentuk buku bacaan dengan ilustrasi sederhana.

STRATEGI PENGEMBANGAN

1. Tujuan
Penelitian karya inovatif pembelajaran menggunakan media ini bertujuan untuk mempermudah pembelajaran Teknik cetak sablon dalam rangka menyiapkan peserta didik didik untuk siap kerja.

2. Lokasi
Lokasi penelitian pengembangan model ini dilakukan: (1) di studio komik peneliti untuk mengembangkan dan membuat media komik, (2) untuk uji coba produk dan metode pembelajaran kelompok mandiri dilakukan di PKBM yang menyelenggarakan kegiatan Pendidikan Kesetaraan.

3. Waktu Evaluasi
Pelaksanaan evaluasi akan dilakukan 3 tahap yaitu: (1) Evaluasi tahap awal, (2) Evaluasi tahap menengah, (3) Evaluasi tahap akhir.

4. Metode
Metode perhitungan data pengembangan komik pembelajaran ini menggunakan deskriptif dan evaluatif kedua metode ini dipakai karena merupakan satu kesatuan yang memang harus ada dalam penelitian pembuatan media. Metode deskriptif, digunakan dalam penelitian awal dalam menghimpun data awal tentang kondisi yang ada. Metode evaluatif, digunakan untuk mengevaluasi proses uji coba, dan setiap proses uji coba diadakan evaluasi, baik evaluasi hasil maupun evaluasi proses.

5. Responden
Responden dalam pengembangan ini sebanyak 15 orang peserta didik Paket B Setara SMP di PKBM. Mempunyai karakteristik antara lain terdaftar sebagai peserta didik Paket B Setara SMP, berusia antara 14-25 tahun.


6. Langkah-langkah penelitian
Langkah-langkah yang dilakukan dalam penelitian adalah, sebagai berikut:
a. Penyederhanaan bahan ajar.
b. Pengenalan kondisi peserta didik.
c. Pemahaman lembaga.
d. Pengenalan teknik cetak sablon pada peserta didik di PKBM.
e. Pemilihan media yang tepat dan inovatif, model komik dan software komputer yang digunakan.
f. Penyusunan rancangan media komik pembelajaran.
g. Koleksi bahan ajar.
h. Pembuatan media komik pembelajaran
1) Menentukan tema
2) Menentukan karakter tokoh.
3) Desain karakter tokoh
4) Menentukan setting
5) Membuat naskah
6) Penyusunan dan perbaikannya
i. Uji Coba
1) Uji coba kalangan sendiri.
2) Uji aspek media komik
3) Uji kelayakan komik untuk media pembelajaran.
4) Uji penerapan pembelajaran menggunakan komik
j. Revisi dan Validasi:
k. Produk jadi
l. Penyelenggaraan pembelajaran keterampilan teknik cetak sablon dengan menggunakan komik pembelajaran

7. Instrumen
Instrumen yang digunakan dalam pembuatan karya inovatif ini adalah dengan menggunakan angket, Angket disusun berdasarkan indikator yang berkenaan dengan sosialisasi, berdasarkan tahapan kegiatannya adalah sebagai berikut :
a. Identifikasi, menggunakan instrumen wawancara, observasi dan studi dokumentasi.
b. Uji coba media menggunakan instrumen pemantauan, penilaian dan supervisi


PROSEDUR PENGEMBANGAN
1. Perencanaan dan penyusunan media komik pembelajaran
Ada dua hal yang dikembangkan dalam penelitian ini, yaitu Pengembangan media komik pembelajaran sebagai bahan ajar cetak sablón serta rancangan rencana pembelajaran sebagai acuan.
a. Perencanaan dan Penyusunan media komik pembelajaran
Secara umum, pembuatan media komik direncanakan dan disusun melalui proses seperti diagram yang tertera berikut ini:

Model pembelajaran keterampilan teknik cetak sablon. Setiap peserta didik aktif satu sama lainnya mendiskusikan pesan pada komik pembelajaran. Peran tutor sangat mudah, yaitu: membimbing, mengarahkan dan memantau kegiatan belajar.

KESIMPULAN
Berdasarkan data penelitian yang dilakukan dan didapat oleh peneliti baik di dalam laboratorium maupun di PKBM, serta hasil pengujian materi dan media yang dilakukan oleh ahli, dapat disimpulkan bahwa :
1. Media baik untuk di gunakan dalam pembelajaran sehingga peserta didik bisa untuk dapat mengulang dan mempelajarinya lagi dirumah.
2. Materi pembelajaran media yang cukup jelas serta menggunakan kalimat dan bahasa yang sederhana dan mudah di terima informasinya bagi setiap peserta didik, serta memiliki bahan literatur yang memadai. Penjelasan selain teks di dukung pula dengan menggunakan gambar ilustrasi sehingga memudahkan dan sesuai dengan karakteristik peserta didik PKBM pada umumnya.
3. Media cukup layak digunakan, meski penampilannya masih sangat kurang dalam kemasan dan penyelesaian akhir (finishing). Itu dikarenakan media dibuat berdasarkan goresan manual yang di scan kedalam komputer dengan menggunakan software Freehand dan Photoshop kembali diolah dan diberi warna namun pewarnaan itu masih terhambat dikarenakan kualitas printer yang digunakan karena belum naik cetak karena keterbatasan biaya peneliti.
4. Hasil pembelajaran ini sebanyak 15 peserta mendapatkan hasil yang baik sehingga semuanya dinyatakan lulus dengan nilai yang baik. Itu dikarenakan peserta didik sangat seksama untuk memperhatikan dan berkonsentrasi dalam pembelajaran baik teori maupun praktek sehingga tidak sulit untuk mereka mengulang kembali.
5. Media komik dan metode pembelajaran kelompok mandiri, dapat membantu peserta didik untuk mencapai tujuan pembelajaran dan juga membantu PKBM untuk mengatasi keterbatasan tutor dalam mendapatkan materi dan waktu tutor memberikan pembelajaran.

IMPLIKASI
Implikasi positif dari penggunaan media komik pembelajaran keterampilan fungsional ini adalah sebagai berikut :
1. Menjadikan PKBM sebagai voluntir dalam penerapan pembelajaran berbasiskan komik diantara PKBM yang lain dan membantu dan memotivasi peserta didik dalam menuntaskan proses belajarnya.
2. Memudahkan tutor Paket B Setara SMP dalam merancang pembelajaran pada setiap pertemuan.
Implikasi negatifnya membuat penambahan anggaran untuk mencetak media komik pembelajaran ini untuk dilipatgandakan yang nantinya diberikan kepada peserta belajar.

SARAN
Saat krisis ekonomi, usaha ini kian berkibar dan berkembang karena disebabkan kegiatan sablon ini semuanya bersumber pada masyarakat luas seperti halnya membuka lowongan dan kesempatan kerja bagi pekerja potensial, baik yang masih mengganggur atau yang di pemutusan hubungan karyawan (PHK). Oleh karena di harapkan bagi semua yayasan, panti-panti latihan kerja baik lembaga negeri atau swata agar senantiasa mengadakan Keterampilan sablon ini untuk memberdayakan masyarakat muda khususnya.
Diharapkan metode belajar kelompok mandiri juga merupakan metode yang memudahkan peserta didik untuk senantiasa berpartisipasi sehingga peserta didik secara penuh menyerap informasi yang ada dan dibantu dengan penggunaan media komik pembelajaran keterampilan fungsional tersebut.


DAFTAR PUSTAKA

HardyMusfiar, “Pelatihan Pengembangan Media Pembelajaran” di BP3LS selama 5 hari dari 28 juli sampai dengan 1 agustus 2004”, tidak diterbitkan.
Soebakto.BA. “Kerajinan tangan dan kesenian senirupa, untuk SLTP kelas 3” Jakarta: PT. Aries Lima, Anggota IKAPI. 1995.
Dirjen PLSP.”Menuju masyarakat yang cerdas, terampil dan mandiri “ Direktorat Pendidikan Masyarakat. Depdiknas. 2004.
DR. Umberto Sihombing.”Pendidkan Luar sekolah Kini dan masa depan”Jakarta: PD. Mahkota, 1999
UPT Ditjen PLS “Standar Minimal Manajemen PKBM Berbasis Masyarakat” Bandung : BPKB Jayagiri. 2003. Hlm 1-2
Stephen P. Robbins dan Marry Coulter, Management Jilid I, (terjemehan), Jakarta, Prenhalindi, edisi keenam, 1999,
Dr. Arief S. Sadjiman, M.Sc. dkk”Seri pustaka Tehnologi pendidikan No. 6 Media pembelajaran, Pengertian, pengembangan dan pemanfaatannya”Ed. 1., Cet. 3-Jakarta; Pustekom Dikbud & PT
Ace Suryadi, ”Pendidikan Investasi SDM dan Pembangunan.” Jakarta; Balai Pustaka. 1999.
McCloud. Scott, “ Understansding Comics-The Invisible art”.cetakan asli di Ltd. Northampton MA Tundra Publishing. Jakarta; PT Gramedia 1993.
Muhammad Nauvall Juliansy” http://indielabel.fotki.com/indielabel/ (acount: indielabel) “
Finger dan Asun. “Quo Vadis Pendidikan Orang Dewasa” Yogyakarta; Pustaka Kendi. 2004.
Masdiono, Toni. “14 Jurus membuat komik” Jakarta: 1998. Cet. 4.
Tatsu Maki. “How to draw & create manga. Volume 2” Jakarta: Nexx Media inc1998. Cet. 4.
Dirjen PLSP. “Laporan ujicoba pembelajaran keterampilan fungsional pada satuan PLS” Bandung : Jayagiri 2004.
Nasution, :”Tehnologi Pendidikan” Jakarta; PT. Bumi Angkasa; 1982.
Sasongko, Setiawan.G. “Kartun Sebagai Media Dakwah, plus panduan membuat kartun, karikatur, komik, animasi.” Jakarta : SismaDigiMedia. 2005, cet.1. 115 hlm;
Siswanto, Pujo. “Kupas tuntas Teknik Sablon Masa Kini.” Yogyakarta : Absolut, 2004. 118 hal. 13x20 cm.
Drs. Suharto. Kamus bahasa indonesia terbaru. Surabaya; Penerbit Indah. 1989.

0 komentar: